FieldTrip 2024: Menggali Kearifan Lokal dan Kebhinekaan Global di Bali - SMA Edu Global Bandung - Sekolah Bilingual dan Nasional Plus Cambridge

FieldTrip 2024: Menggali Kearifan Lokal dan Kebhinekaan Global di Bali


Pada tanggal 4-8 November 2024, siswa kelas 12 SMA Edu Global Bandung melaksanakan fieldtrip  sekaligus P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) ke Bali dengan tema Kearifan Lokal dan Kebhinekaan Global. Proyek ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman siswa akan pentingnya menjaga kearifan lokal sambil menghormati kebhinekaan global, yang hadir melalui interaksi budaya internasional di Bali.  


Dalam fieldtrip ini, siswa mengamati dan menganalisis perpaduan unik antara tradisi lokal Bali yang kaya nilai-nilai budaya dengan pengaruh global yang dibawa oleh wisatawan mancanegara. Bali, yang dikenal sebagai pulau seribu pura, menjadi laboratorium hidup yang ideal untuk mempelajari bagaimana nilai-nilai tradisi lokal tetap kokoh di tengah modernisasi dan globalisasi.  


Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk membuat vlog berdurasi maksimal 12 menit. Dalam vlog tersebut, mereka mendokumentasikan pengamatan terhadap berbagai elemen budaya, seperti:



1. Religi: Mengunjungi pura seperti Pura Uluwatu dan Pura Ulun Danu untuk mempelajari peran agama Hindu dalam kehidupan masyarakat Bali. Pura Uluwatu, yang terletak di tebing tinggi dengan pemandangan laut, tidak hanya menjadi tempat ibadah tetapi juga simbol perlindungan spiritual. Sementara itu, Pura Ulun Danu, yang berada di tepi Danau Beratan, melambangkan keseimbangan alam dan hubungan harmonis manusia dengan alam.



2. Alat Musik dan Tari Tradisional: Mengikuti dan menyaksikan pertunjukan tari tradisional, seperti Tari Kecak yang menawarkan pengalaman unik dengan paduan suara manusia sebagai pengiring utama, menggambarkan kisah epik Ramayana dengan gerakan dan ekspresi yang dramatis. Tari ini biasanya dilakukan di tempat terbuka, sering diiringi pemandangan matahari terbenam yang menambah kesan magis., dan Tari Barong sebagai simbol pertempuran antara kebaikan dan kejahatan.



3. Arsitektur: Mengamati desain rumah adat Bali dengan konsep Tri Angga dan filosofi Mandala, termasuk ornamen khas seperti angkul-angkul (gapura) dan meru (bangunan bertingkat).



4. Bahasa: Melakukan wawancara dengan masyarakat lokal untuk mempelajari bahasa Bali, sekaligus menambah wawasan tentang perbedaan bahasa formal dan sehari-hari. Serta melakukan wawancara dengan wisatawan asing tentang Bali.



5. Konservasi Penyu: Berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian penyu di pusat konservasi.


Proyek ini memberikan wawasan yang mendalam bagi siswa tentang pentingnya pelestarian budaya lokal di era globalisasi. Siswa diajak untuk memahami bahwa kearifan lokal bukan hanya warisan, tetapi juga identitas yang harus dijaga. Di sisi lain, kebhinekaan global yang hadir melalui pariwisata internasional mengajarkan siswa untuk saling menghormati budaya lain, sehingga tercipta harmoni antarbudaya.  


Selain itu, melalui pembuatan vlog, siswa belajar untuk mengemas pengalaman mereka secara kreatif dan informatif. Dokumentasi ini menjadi bukti nyata bahwa pembelajaran dapat dilakukan di luar kelas dengan cara yang menarik dan bermakna.  


Fieldtrip ke Bali ini adalah bukti bahwa pendidikan berbasis pengalaman mampu membentuk pelajar Pancasila yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter global. Siswa diharapkan dapat menjadi generasi yang mampu menjaga warisan budaya, menghargai keberagaman, dan berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih inklusif. Melalui kegiatan ini, Bali tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga inspirasi bagi siswa untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.


Penulis: Fitri Solehah, S.Pd.
Editor: Putra Pamungkas S.
Please write your comments
Get your future here!